Jumat, 19 Maret 2010

SAMUDERA AL FAATIHAH

DIANTARA NAMA-NAMANYA

1. AL FAATIHAH : karena Al Qur’an diawali dengan surat ini serta menempati posisi pertama dalam tertib penyusunannya walaupun bukan yang pertama kali diturunkan. Serta surat ini senantiasa dibaca dalam setiap sholat.
2. UMMUL KITAB : karena terkumpul kesempurnaan maksud yang asasi kitab Al qur’an. Ada pujian, penetapan rububiyah, beribadah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, permohonan petunjuk dan keteguhan, informasi tentang umat terdahulu. Sehingga Al Faatihah layaknya ‘ibu’ bagi surat-surat Al Qur’an yang lainnya.
3. AS SAB’UL MATSAANI (Tujuh Ayat Yang Diulang-Ulang) : yaitu diulang-ulang dalam setiap sholat.
4. Berkata Imam Al Qurtubi : surat Al Faatihah mempunyai 12 nama, diantaranya (As Syifaa, Al Waafiah, Al Kaafiah, Al Asaas, Al Hamdu)

FADHIILAH (KEUTAMAAN) SURAT AL FAATIHAH
1. Surat yang paling agung dalam AlQur’an
2. Tidak ada semisalnya, baik dalam Taurat, Injil, Zabur atau dalam Al Qur’an sendiri.
3. Tidak dibuka pintu langit sebelumnya dan para malaikat belum pernah turun dari pintu-pintu tersebut sebelumnya serta tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya kecuali saat surat Al Faatihah diturunkan.
 Berasal dari kata Sumuw bermakna tinggi atau atas. Juga bermakna tanda atau alamat. Seseorang mengucap Bismillah saat mulai makan, maksudnya adalah ‘saya makan dengan memohon restu dan menyebut asma Allah’. Perbedaan penulisan  dengan بِاِسْمِ adalah karena yang pertama lebih sering digunakan dalam bahasa percakapan.
 Nama yang suci. Ibnu Katsir berkata: Nama yang teragung karena dengan nama tersebut terkumpul seluruh sifat-sifat Allah swt.
  Dua nama Allah swt dari sejumlah nama-nama-Nya
Apabila kita mengucapkan Bismillaahirrohmaanirrohiim artinya :’aku memulai dengan menyebut nama Allah sebelum segala sesuatu. Memohon pada-Nya dalam semua urusanku, memohon bantuan-Nya karena sesungguhnya Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu’
    
 Pujian dengan kebaikan dan sebagai pengagungan. Pujian karena sempurna dalam segalanya. Pujian yang merupakan kebalikan dari cercaan. Pujian yang tidak hanya sekedar kesyukuran atau ucapan terimakasih. Karena ‘syukur’ disebabkan karena suatu nikmat yang diberikan. Sedangkan Al Hamdu/pujian tidak harus diawali dengan bentuk nikmat. Al hamdu diucapkan dengan lisan. Sedangkan syukur adalah dengan lisan, hati dan tubuh. Dan sangat berbeda ucapan;”saya memuji keberaniannya”. Dengan kalimat :”terimakasih sudah membantu saya”.
 Arti Rabb berasal dari kata At Tarbiyah yaitu memperbaiki urusan orang lain dan menjaganya. Juga bermakna Al Maalik (penguasa), Al Mushlih (Memperbaiki), Al Ma’buud (disembah), As Said Al Muthoo’ (tuan yang ditaati)
. Rabb adalah yang mengatur, mengarahkan, memperbaiki , mentarbiyah hamba-Nya
 Seluruh alam, dari awal hingga akhir. Alam manusia, jin, malaikat, burung-burung, tumbuh-tumbuhan, benda mati, benda hidup, dst.

  
  Kedua kata ini berasal dari kata Ar Rahmah. Yang bermakma rahmat, kasih sayang, menyayangi, mengasihi. Ar Rahman; kasih sayang Allah swt yang sempurna meliputi semua makhluk-Nya dalam rezeki dan kemashlahatan makhluk-Nya. Sedangkan Ar Rahiim; adalah kasih sayang Allah swt khusus bagi hamba-hamba-Nya yang beriman saja atau kaum muslimin.
   
Hari pembalasan dan hari penghitungan amalan hamba. Di hari itu Allah swt saja yang berkuasa, berbuat. Sebagaimana seorang raja dalam kerajaannya. Ia bebas berkehendak dan menentukan.  
    
  Kepada-Mu ya Allah kami menghinakan diri, menundukkan wajah, khusyu’ dalam beribadah. Engkaulah yang berhak untuk itu semua. Dan kami tidak melakukan kecuali pada-Mu. Kami tidak beribadah kepada sesuatu apapun selain Engkau.
  Dan hanya kepada-Mu ya Allah kami memohon pertolongan untuk ta’at dan beribadah kepada-Mu dalam segala hal. Tidak ada yang memegang kekuasaan untuk membantu kami selain-Mu. Apabila orang-orang yang kufur mereka meminta bantuan kepada selain-Mu, maka kami tidak akan meminta pertolongan kecuali hanya kepada-Mu
   
 Sebuah do’a (permohonan). Tunjukilah kami ya Allah jalan yang lurus. Tampakkanlah kepada kami jalan hidayah-Mu yang akan mendekatkan kami kepada-Mu
  Jalan yang lurus yang tidak akan melenceng. Ya Allah teguhkanlah kami dalam jalan keimanan (yang lurus), dalam amal sholih, jalan orang-orang Islam yang akan menuju surga-Mu
         
  Nikmat adalah kehidupan yang nyaman, senang, bahagia, bangga. Yaitu para nabi-nabi, orang-orang siddiiq, para syuhada, dan orang-orang sholih.
  Mereka adalah orang-orag Yahudi. Atau siapapun yang sesat dalam aktifitas ibadahnya.
 Mereka adalah orang-orang Nasrani. Atau siapapun juga yang mereka sesat dalam aqidahnya.

RAHASIA KELEMBUTAN DAN HIKMAH

a. Allah swt memerintahkan untuk membaca Ta’awudz sebelum membaca Al Qur’an. Sedangkan dalam bentuk-bentuk keta’atan yang lainnya Allah swt tidak memerintahkan untuk membacanya. Hikmahnya adalah bahwa setiap hamba Allah swt sangat mungkin lidahnya dikotori dengan berbohong, ghibah, mengadu domba. Maka, Allah swt memerintahkan untuk membaca Ta’awudz agar lisannya menjadi bersih. Karena yang akan ia baca adalah ayat-ayat Allah swt yang suci dan bersih.
b. Allah swt mengawali surat-suratnya dengan Bismillahirrahmaanirrahiim. Hal ini memberikan arahan, petunjuk bahwa segala aktifitas yang kita lakukan (lisan, amal fisik, perasaan,dst) selayaknya diawali dengan kalimat tersebut.
c. Pembukaan yang baik dan indah serta titik tolak yang sempurna. Memberi arahan kepada kita untuk melakukan pembukan yang baik serta puja dan puji kepada yang layak untuk dipuji.
d. Al Hamdu, secara lafadz berupa kabar dan informasi namun makna yang terkandung adalah perintah yaitu ucapkanlah Alhamdlillah.
e. Permohonan kepada Allah swt kepada sesuatu yang bukan hanya untuk mencapainya namun juga dapat istiqomah dan teguh di dalamnya (Ihdinas shiroothol mustaqim)
f. Perbedaan antara lafadz Allah ( الله) dengan Al Ilah ( الإله) adalah; yang pertama menunjukkan nama yang hanya Allah swt saja yang berhak untuk menyandangnya, yang layak disembah dan diibadahi. Sedangkan al ilah adalah meliputi Allah swt dan tuhan-tuhan yang lainnya. Meliputi yang baik ataupun yang sesat.
g. Ucapan kita : Bismillahirrahmaanirrahiim memiliki arti yang luar biasa; tabarruk dengan menyebut nama Allah, mengagungkan nama-Nya, mengusir syaithon dengannya, sebagai pembeda muslim dan musyrik, memberi keamanan bagi yang ketakutan, ikrar akan ketuhanan Allah swt, pengakuan akan nikmat-Nya, memohon bantuan-Nya, dua nama Allah swt secara khusus yaitu (Allah) dan (Ar Rahman).
h. Alif dan laam dalam kata Al Hamdu (segala puji) menunjukkan makna meliputi segala sesuatu. Bahwa segala bentuk pujian apapun tidak layak diberikan kecuali hanya kepada-Nya. Memberikan isyarat bahwa pujian kepada-Nya adalah perkara yang tidak dibatasi dengan ukuran apapun. Ia adalah pujian yang terus menerus tidak terbatas.
i. Setelah ayat yang berbunyi Rabbil ‘Aalamin kemudian langsung disusul dengan Ar Rahmaanirrahiim. Dalam kata Rabb tersimpan makna kesombongan, mengatur, menakutkan, keras. Orang yang mendengarkan akan berfikir bahwa Allah adalah dengan sifat-sifat di atas. Namun Allah swt datang dengan ayat selanjutnya untk menyakinkan bahwasanya Dia adalah Rabb yang Kasih dan Sayang dan kasih sayang-Nya meliputi segala sesuatu.
j. Ayat yang berbunyi : Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’in. adalah dialog langsung seorang hamba dengan Allah swt. Seorang hamba yang menghadap langsung kepada Tuhannya, mengakui kelemahan dan kekurangannya. Memohon lansung bantuan-Nya. Ia tidak membutuhkan perantara yang meminta pamrih, birokrasi yang rumit, gaet atau yang lainnya.
k. Penisbahan nikmat kepada Allah swt ( An ‘Amta) dan tidak menisbahkan marah dan sesat kepada-Nya walaupun semua taqdir adalah dari-Nya. Hal ini suatu pelajaran adab terhadap Allah swt .

HUKUM SYAR’I
1. Hukum pertama : Apakah ( بسم الله الرحمن الرحيم) merupakan ayat dari Al Qur’an ?
Para ulama telah sepakat (ijma’) bahwa بسم الله الرحمن الرحيم yang terdapat dalam surat An Naml (QS: 27:30) adalah bagian dari ayat dalam surat tersebut. Namun para ulama berbeda pendapat apakah بسم الله الرحمن الرحيم merupakan bagian dari surat Al Fatihah dan merupakan awal setiap surat atau bukan? Dalam hal ini ada beberapa pendapat:
(1). Pendapat pertama : بسم الله الرحمن الرحيم adalah ayat dari surat Al fatihah (pendapat Imam As Syafi’i)
Dalilnya :
a. Hadits Abi Hurairah ra :”Apabila kalian membaca Al HAmdulillahirabbil ‘alamin, maka bacalah bismillahirrahmanirrahiim. Karena ia merupakan ummul Qur’an (induknya Al Qur’an) dan Ummul kitab serta tujuh ayat yang diulang-ulang. Dan Bismillah adalah salah satu ayatnya”.(HR. Daru Qutni)
b. Hadits Ibnu ‘Abbas ra bahwasanya rasulullah saw membuka sholat dengan membaca Bismillah.(HR. Tirmizi)
c. Hadits Anas ra bahwasanya ia ditanya tentang bacaan rasulullah saw. Ia menjawab ; bacaan beliau panjang, kemudian membaca bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah…dst (HR. Bukhori)
d. Hadits Anas ra :” …baru saja turun kepadaku surat dan membaca : bismillahirrahmanirrahim, Innaa A’thoinaa kal kautsar…dst (HR. Muslim)
e. Dalil akal ; bahwasanya mushaf al Imam (Mushaf induk milik Khalifah) ditulis di dalamnya Basmalah pada awal surat Al Fatihah dan di awal setiap surat (kecuali surat Al Baroah/At Taubah), demikian juga dalam mushaf-mushaf yang dikirim ke wilayah-wilayah lain saat itu. Hal itu terjadi secara mutawatir (tidak mungkin ada kebohongan) dan tidak mungkin sesuatu ditulis dalam Al Qur’an kecuali Al Qur’an. Dan kita mendapati (bismillah) diawal Al Fatihah dan awal setiap surat yang menunjukkan bahwasanya ia adalah ayat dari setiap surat Al Qur’an.
(2). Pendapat kedua : بسم الله الرحمن الرحيم bukan merupakan ayat Al Qur’an. Baik dalam surat Al Fatihah maupun surat yang lainnya. Namun penulisannya adalah untuk mendapatkan keberkahan saja. (pendapat Imam Malik)
Dalilnya :
a. Hadits ‘Aisyah ra berkata; bahwasanya rasulullah saw memulai sholat dengan takbir (Allahu Akbar) kemudian membaca Al Hamdulillahirabbil ‘alamiin. (HR.Muslim)
b. Hadits Anas ra : saya sholat dibelakang nabi saw, Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, dan mereka memulai bacaan dengan AL hamdulillahirabbil ‘alamin.(HR. Bukhori dan Muslim) dalam riwayat Muslim ‘ tidak membaca bismillah, baik di awal maupun di akahir’
c. Hadits Abu Hurairah ra : saya mendengar rasulullah saw bersabda berfirman Allah swt :” Aku membagi sholat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Bagian hamba-Ku adalah apa-apa yang diminta. Apabila hamba mengatakan Al hamdulillahirabbil alamin, Allah berfirman; hamba-Ku memuji-Ku. Apabila hamb mengatakan; Arrahmanirrahiim. Allah berfirman: hamba-Ku memuji-Ku…dst (HR. Muslim)
d. Seandainya basmalah adalah ayat dari Al Fatihah maka terjadi pengulangan Ar Rahmanirrahim. Dan hal ini adalah sesuatu yang merusak keindahan bahasa apalagi dalam kitab suci Al Qur’an
e. Penulisan bismillah dalam setiap awal surat adalah untuk mendapatkan keberkahan. Walaupun penulisannya terjadi dengan riwayat mutawatir dalam setiap awal surat namun ia tidak mutawatir akan kebenarannya bagian dari Al Qur’an.
f. Dan cukuplah banyaknya perbendaan pendapat para ulama menjadi dalil bahwasanya ia bukan bagian dari Al Qur’an. Dan Al Qur’an adalah tidak ada perbedaan di dalamnya.
g. Dalil akal : bahwasanya masjid nabawi di Madinah telah berdiri bertahun-tahun, berlalu generasi dan zaman, sejak zaman nabi saw hingga zaman Imam Malik ra dan tidak ada seorangpun yang membaca Bismillah hal ini karena mengikuti sunnah.
(3). Pendapat ketiga : بسم الله الرحمن الرحيم merupakan ayat yang sempurna dalam Al Qur’an surat An Naml ayat 30. Yang diturunkan untuk memisahkan antara suatu surat dengan surat yang lainnya. Dan bukan bagian dari surat Al Fatihah. (pendapat Imam Abu Hanifah)
Dalilnya :
a. Bahwasanya penulisan بسم الله الرحمن الرحيم dalam Al Qur’an menunjukkan ia adalah bagian dari Al Qur’an. Namun demikian ia tidak menjadikan dalil bahwasanya بسم الله الرحمن الرحيم adalah bagian dari surat Al Fatihah atau ayat dari setiap surat Al Qur’an.
b. Hadits-hadits yang menyebutkan bahwasanya بسم الله الرحمن الرحيم tidak dibaca dalam sholat (yang dibaca jahar/jelas) menunjukkan ia bukan bagian surat Al Fatihah
c. Bahwasanya بسم الله الرحمن الرحيم adalah ayat yang berdiri sendiri dan bukan bagian dari surat An Naml ayat 30. Dengan dalil diriwayatkan oleh para shahabat bahwasanya mereka mengatakan :’kami sebelumnya tidak tahu penghabisan suatu surat sehingga diturunkan ayat بسم الله الرحمن الرحيم . (HR.Abu Dawud)
d. Hadits Ibnu Abbas ra : bahwasanya rasulullah saw tidak mengetahui pemisah setiap surat hingga turun ayat بسم الله الرحمن الرحيم . (HR. Al Hakim dan Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas dengan sanad shohih)
2. Hukum kedua : Apa hukumnya membaca بسم الله الرحمن الرحيم dalam sholat ? Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
(1). Pendapat pertama: tidak boleh membaca بسم الله الرحمن الرحيم dalam sholat wajib. Baik yang dibaca sir atau jahr (pelan / keras). Baik dalam AlFatihah ataupun awal surat lainnya. Dan boleh dibaca dalam sholat-sholat sunnah. (Imam Malik)
(2). Pendapat kedua : dibaca pelan dalam sholat saat membaca Al Fatihah dalam setiap rakaatnya. Dan dalam sholat sunnah, cukup baik apabila dibaca (Abu hanifah)
(3). Pendapat ketiga: wajib membacanya dalam sholat baik dalam sholat yang dibaca pelan atau yang bersuara.(Imam Syafi’i)
(4). Pendapat keempat: dibaca pelan dan tidak disunnahkan dibaca keras. (Imam Ahmad)

Perbedaan pendapat ini merupakan turunan dari permasalan dalam hukum pertama. Sehingga kesimpulan dalam hal ini adalah;
a. Yang berpendapat bahwasnya basmalah adalah bagian dari surat Al Fatihah maka membacanya adalah wajib
b. Sedangkan yang berpendapat bahwasanya bismillah bukan ayat Al Fatihah maka membacanya adalah sunnah
c. Sedangkan imam Malik berpendapat; membacanya adalah disukai atau boleh (tidak wajib atau sunnah)
Apakah harus dibaca keras atau pelan dalam sholat ?
a. Bahwa membacanya tidak disunnahkan untuk dikeraskan (pendapat Abu Baka ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, Ibnu Mas’ud ra, imam Tsauri, Malik dan Abu hanifah)
b. Bahwa membacanya di sunnahkan untuk dikeraskan (pendapat Muawiyah ra, Atho’, Thowus, As Syafi’i)
3. Hukum ketiga : Apakah membaca Al Fatihah dalam sholat hukumnya wajib ?
Ulama juga berbeda pendapat dalam hal ini.
(1). Pendapat pertama: Membaca al fatihah adala syarat sahnya sholat. Maka barang siapa yang meninggalkannya (tidak membaca) padahal ia mampu maka sholatnya tidak sah.(Imam Malik, Syafi’I, Ahmad)
Dalilnya :
a. Hadits Ubadah bin shomid : “tidak ada sholat yang tidak membaca Al fatihah’ (HR. Sittah)
b. Hadits Abu Hurairah :”Barang siapa yang sholat dan tidak membaca Ummul kitanb (al fatihah) maka sholatnya kurang 3 x dan tidak selesai / sempurna” (HR.Malik, At Tirmidzi, An Nasai)
c. Hadits Abu Sa’id Al Khudri : “Kami diperintahkan untuk membaca Al Fatihah dan yang mudah dalam Al Qur’an” (HR. Abu Dawud)
(2). Pendapat kedua : Bahwasanya sholat seseorang hukumnya (sah) tanpa harus membaca Al Fatihah (bagi yang tidak mampu membacanya) . Bahkan yang menjadi kewajibannya adalah cukup membaca bacaan yang ia sanggupi (minimal tiga ayat yang pendek) atau (satu ayat yang panjang). (Imam Tsauri dan abu Hanifah)
Dalilnya :
a. Surat Al Muzammil ayat 20 : “Maka bacalah yang mudah dari Al Qur’an”. Ayat ini menunjukkan bahwa tidak wajib membaca Al fatihah namun cukup membaca yang mudah dari ayat-ayat Al Qur’an. Dan ayat ini menunjukkan ibadah dalam sholat dengan dalil “ Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya engkau berdiri (sholat)…”
b. Hadits Abu Hurairah ra : tentang sholat seseorang yang buruk dan rasulullah saw mengatakan :”kembali dan sholatlah karena kamu (sebenarnya) belum sholat. Hingga seseorang itu melakukannya 3 x berturut. Kemudian rasulullah saw bersabda (mengajari tata cara sholat) :” apabila kamu hendak sholat maka perbaguslah wudhu, kemudian menghadap kiblat dan bertakbir, kemudian bacalah yang mudah dari ayat-ayat Al Qur’an…dst.

4. Hukum keempat : Apakah Makmum harus membaca Al fatihah ?
Para ulama sepakat bahwasanya apabila seseorang mendapati rukuk bersama imam maka bacaan Al fatihah menjadi tanggungan imam dan makmum mendapatkan satu rakaat. Hal ini sesuai Ijma’ para ulama ‘hilangnya kewajiban membaca Al Fatihah dengan rukuknya imam’.
Yang menjadi permasalahan adalah ketika makmum mendapati imam berdiri dalam sholat apakah cukup baginya bacaan imam atau wajib baginya membaca?
a. Pendapat pertama : bagi makmum wajib membaca Al Fatihah dibelakang imam (baik sholat yang dibaca pelan ataupun yang dibaca terang) (As Syafi’I dan Ahmad)
Dalilnya :
1). Hadits Abu Hurairah :”tidak ada sholat bagi yang tidak membaca Al Fatihah”. Hadits ini sifatnya adalah umum. Baik untuk imam atau makmum. Sholat jahr (dibaca keras) atau sir (dibaca pelan).
b. Pendapat kedua : bagi makmum wajib membaca Al Fatihah dalam sholat-sholat yang dibaca sirr (pelan) dan tidak membacanya dalam sholat-sholat yang jahriyah (Imam Malik)
Dalilnya :
1). Hadits Abu Hurairah di atas menunjukkan perintah membaca Al Fatihah dalam sholat yang sirriyah
2). Dan larangan membaca Al Fatihah dalam sholat yang jahriyah dengan dalil dari Al Qur’an “ Apabila dibacakan Al Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah agar kalian dirahmati”
c. Pendapat ketiga : makmum tidak wajib membaca Al Fatihah dibelakang imam (baik dalam sholat-sholat sirriyah ataupun jahriyah)
Dalilnya :
1). Ayat Al Qur’an di atas (dalil imam Malik ra)
2). Hadits Abu Hurairah : “ Bagi yang memiliki imam (sholat) maka bacaan imam adalah mewakili bacaannya” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
2) Hadits :”Bahwasanya seseorang dijadikan imam adalah untuk diikuti, apabila ia bertakbir maka bertakbirlah, apabila ia membaca ayat Al Qur’an maka diamlah”

TUJUH KARAKTER / KEBIASAN UNGGULAN

1. Kebiasaan Bismillah Setiap Memulai Pekerjaan
    
2. Kebiasaan Bersyukur Atas Segala Nikmat
    

3. Kebiasaan Berfikir Positif Terhadap Allah Swt
  
4. Kebiasaan Berorientasi Akhirat
   
5. Kebiasaan Berbahagia Dengan Ibadah Dan Do’a
    
6. Kebiasaan Konsisten Dalam Komitmen
   
7. Kebiasaan Bercermin Dari Makhluk Allah Swt
         
REFERENSI
1. Rawa’iul bayan syaikh As Shoobuni
2. The sevent Islamic Daily Habits Hi. Harjani Hefni, MA



Read more "SAMUDERA AL FAATIHAH..."

Masjid Agung Islamic Center Perlu Rehabilitasi

KOTAAGUNG (LampostOnline): Masjid Agung Nurul Faizin, di kompleks Islamic Centre Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, mengalami kerusakan di bagian atap, diminta segera diperbaiki. Kalau dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan menjadikan kondisi bangunan semakin parah.Marhasan, salah satu pengurus Masjid Nurul Faizin, kepada Lampung Post, Rabu (17-3), mengatakan kondisi atap bangunan banyak yang bolong dan menjadi masalah yang serius ketika hujan tiba.

"Jamaah yang beribadah di masjid ini menjadi terganggu bila hujan turun, mengingat atap bocor," kata dia.

Sementara, sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Tanggamus Akhmadi Sumaryanto, saat dihubungi via telepon selulernya mengungkapkan kondisi atap bangunan Masjid Nurul Faizin, memang harus sudah diperbaiki.
Read more "Masjid Agung Islamic Center Perlu Rehabilitasi..."

Polisi Israel Ubah Jerusalem (Al-Quds) Menjadi Barak Militer

[ 19/03/2010 - 09:00 ] Jerusalem (Al-Quds Terjajah) – Infopalestina: Polisi Israel pagi ini Jumat (19/3) memperketat tindakan sewenang-wenangnya di kota Jerusalem (Al-Quds terjajah) tepatnya di Kota Lama. Ribuan personel pasukan Israel menyebar di seluruh kota dan gang-gangnya mengubahnya menjadi barak militer. Langkah ini diambil Israel untuk mengantisipasi bentrokan usai shalat jumat di tengah situasi siap siaga Israel sejak selama sepuluh hari lalu.

Sumber Israel menegaskan, pasukan Israel yang didukung oleh polisinya menyebar di sekitar masjid Al-Aqsha dan Kota Lama serta perkampungan Arab di sebelah timur. Pemerintah penjajah Israel memutuskan untuk melarang warga di bawah usia 50 tahun untuk memasuki masjid Ibrahimi hari ini yakni bagi warga Palestina ’48 pemilik kartu identitas biru saja. Sementara warga Tepi Barat dilarang mutlak untuk memasuki kota Al-Quds. Pembatasan usia itu hanya berlaku bagi warga Tepi Barat dan bukan bagi warga Al-Quds dan warga Palestina ’48 yang tidak memegang kartu tanda indentitas warga biru. (bn-bsyr)

dari:http://www.infopalestina.com
Read more "Polisi Israel Ubah Jerusalem (Al-Quds) Menjadi Barak Militer..."
 

Dawah Lampung

Data Masjid Di Bandar Lampung

03.Renovasi Masjid Kota Agung

02.MTQ Lampung Timur

01.Pembangunan Kantor DDII Lampung

Powered By Blogger

Rillis Kegiatan Santri PPM-DH

Ketika Santri Pulang Kampung
Indahnya kebersamaan
Silaturrahim Santri DH
Riyadoh Jama'i


RILLIS INFO TERKINI PPM DH


ShoutMix chat widget
Pembangunan Kamar Mandi Masjid
Pemasangan Tower Corong

DUNIA ISLAM

New Kabar Dunia Islam

Polisi Israel Ubah Jerusalem (Al-Quds) Menjadi Barak Militer
...::: B :::...
...::: C :::...
...::: D :::...
...::: E :::...
...::: F :::...
...::: G :::...
...::: H :::...
...::: I :::...
...::: J :::...
...::: K :::...
...::: L :::...
...::: M :::...
...::: N :::...
...::: O :::...
...::: P :::...
...::: Q :::...
...::: R :::...
  • Riky Rizkiyana
  • ...::: S :::...
    ...::: T :::...
    ...::: U :::...
    ...::: V :::...
    ...::: W :::...
    ...::: X :::...
    ...::: Y :::...
    ...::: Z :::...

    Grey Floral ©  Copyright by darul hikmah | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks